Membangun Semangat Diri Yang Mulai Luntur Part II
Ting-ting-ting .. tanda jam sekolah usai guntur molai membereskan buku dan pena untuk di masukan ke dalam tasnya, sebelum jalan guntur selalu mengecek hp kali aja ada sms atau panggilan penting ternyata ada satu sms yang menarik untuk mengabaikan sms yang lainnya. inbox dari icha, dia mengucapkan salam segera mungkin guntur membalas salamnya.
Tak lama bunyi notifikasi pesan masuk, icha mengajak guntur untuk makan siang bareng langsung saja guntur pacu kendaraan bermotornya menuju tempat yang biasa mereka makan-makan. Setelah sampai langsung saja cari parkiran dan guntur mencari icha tak sulit menemukan dia meski dari belakang karena kenal banget dengan postur badan icha.
Guntur: "Selamat siang bu guru..
Canda guntur pada icha yang di balut kerudung dan pakean langsung serba panjang.
Icha: "Ehhh.. anak SMA ngapain main kesini nanti di carin loh.. haha
Guntur: "Enak aja kalo ngomong..
Icha: "Duduk..
Masih Ga nyangka teman sekelas sekarang makin hari makin mirip guru saja mungkin pergaulan di kampus bisa merubah kepribadian seseorang, berpakaian rapih sopan dan terlihat dewasa. Coba saja kalo waktu itu aku lulus pasti sudah satu kampus dengan icha. ( Gumam guntur dalam hati )
Tiba-tiba tepukan tangan icha di bahu kiri membangunkan lamunan guntur.
Icha: "Kenapa..? terpesona sama kecantikan aku ya ..
Sembari menunjukan gaya genit khas perempuan, guntur hanya membalas dengan senyuman.
Icha: "Mau makan ga nih..? masa cuma lihatin icha doang emangnya kenyang..
Guntur: "Boleh kalo gratis mah..
Icha: "hah, masa iya perempuan yang bayar..
Guntur: "Kan bu icha yang ngajak.. hehe
Icha: "Oke dech..
Mereka makan sambil ngobrol ngalor ngidul pembahasannya ga jauh soal pelajaran sekolah, namun icha sedikitpun tidak menyinggung tentang masa di SMA dulu dia pasti sudah tau itu akan membuat guntur down. Bagai mana tidak tiga tahun belajar berahir sia-sia dengan hasil harus kembali mengulang duduk sebagai anak sma untuk 1 tahun kedepan.
Icha: "Aku sebenarnya mau ngomong sesuatu sama kamu..
Sejenak guntur menghentikan aktivitas mengunyah makanan yang sedang di nikmatinya, kini ia molai terfokus pada ucapan icha.
Guntur: "Mau ngomong apa cha..?
Icha: "Aku dapat kesempatan belajar di Universitas Al-Azhar Kairo..
Guntur kaget dia hanya bisa diam dan memandang icha seakan tak rela ia pergi jauh, sebab ichalah yang selama ini membuat guntur semangat untuk belajar lagi kini icha malah ingin pergi belajar yang jaraknya tidak dekat. Hatinya molai debat antara mengizinkan dan menahannya agar tetap belajar di indonesia.
Sebisa mungkin sikap guntur tetap tenang seakan biasa saja setelah mendengar pernyataan icha yang sebenarnya membuat ia takut nantinya tidak semangat lagi jika icha tidak ada di sisinya seperti saat ini, guntur masih ingat jelas saat kata-kata icha mampu membangkitkan semangatnya yang sempat hilang.
Guntur: "Berapa lama cha..?
Icha: "Duuuuaaa tahun..
Terlihat jelas bibir icha begitu sulit mengucapkan jawaban itu sambil menundukan pandangan tanda ia juga sebenarnya sulit meninggalkan kebersamaan dengan guntur namun ini kesempatan langka buat icha kapan lagi bisa belajar di univercity ternama dan sudah terkenal sepenjuru dunia.
Guntur: "Ga sekalian 4 atau 5 tahun, atau ga usah balik belajar aja di sana selamanya..
Sambil menunjukan raut wajah kecewa bercampur kesedihan saat mengucapkan kalimat layaknya orang mengusir bagi guntur 2 tahun bukanlah waktu sebentar, icha kini merasa ga tega untuk meninggalkan seorang yang selama ini amat dekat dengannya. Dari awal masuk sma dia dengan guntur sudah seperti pasangan yang tidak bisa di pisahkan, Guntur meninggalkan tempat di mana mereka duduk dan bercanda tadi dengan tetap mengucapkan ucapan salam sedangkan icha hanya bisa diam terpaku memandang bayangan guntur yang semakin menjauh.
Sudah hampir satu minggu mereka berdua tidak saling berkomunikasi lewat telvon apa lagi ketemu, sampai satu waktu mereka berpapasan di tengah jalan menuju tempat mereka menuntut ilmu mungkin guntur merasa tidak enak jika tidak menyapa. Ahirnya guntur menyapa icha mereka pun terlibat dalam suasana diam hening hanya ada saling tatap saja.
Icha membuka pembicaraan dengan menanyakan kabar guntur.
Icha: "Kamu apa kabar..?
Pertanyaan di barengi dengan senyuman, pastilah mereka berdua kaku layaknya baru pertama kenal.
Guntur: "Baik, kamu kapan berangkat..??
Icha: "Nanti, lagi ngurus persiapan buat pindah..
Guntur: "Besok mau ga ketemu di tempat biasa..
Icha: "Boleh jam berapa..
Guntur: "Jam 10.. Oy kamu masih nyimpen gelang yang pernah aku kasih ke kamu dulu..?
Icaha: "Masih, kenapa memamang..?
Rasa penasaran icha muncul kala guntur menanyakan pemberiaannya dulu, waktu masa sma mereka saling bertukar gelang sebagai tanda mereka akan sealalu ingat jika suatu saat terpisah.
Guntur: "Besok bawa yah..
Icha: "Buat apa.. suruh bawa gelang itu segala..?
Icha takut guntur marah dengan kepindahan icha, karena tidak biasanya ia menanyakan benda yang sudah 2 tahun lebih di simpannya. Tanpa memberi jawaban guntur mengahiri percakapan dengan kesepakatan besok bertemu, Tentu ini membuat icha bingung dengan sikap guntur.
Hari yang di nantipun tiba tepat minggu jam 10 guntur dan icha datang barengan, pastinya dengan icha masih menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang belum ada jawabnya tentang sikap guntur. Mereka memilih tempat duduk yang ada jarak dengan tamu lain setelah memesan minum dan makanan kecil pertanyan pun molai muncul dari icha, dia mau tau apa maksud guntur meminta benda tanda pengingat mereka dulu.
Icha: "Kamu kenapa..?
Dengan mata sedikit berkaca-kaca bertanya pada guntur, namun guntur hanya diam tidak menanggapi pertanyaan dari icha.
Icha: "Kamu ga mau aku pergi..? Bilang kalo kamu ga mau aku pergi ga usah kaya gini, diem ga ada kabar kaya anak kecil tau ga..
Guntur: "Kamu bawa gelangnya..??
Icha: "Jawab dulu kenapa, buat apa kamu minta balik gelangnya..
Guntur: "Mana sini aku mau lihat..
Dengan berat hati icha mengeluarkan gelang dari tasnya, sebuah benda sederhana terdiri dari beberapa helai benang yang di rajut rapih berwarna merah. Dia menunjukannya pada guntur namun dengan tetap menggenggamnya dengan erat seakan takut di ambil balik oleh guntur. Kini guntur melakukan hal yang sama mengeluarkan gelang namun berwarna biru.
Guntur: "Sini gelang saya..
Icha: "Buat apa..
Suara sayup-sayup layaknya orang ingin menangis, icha semakin erat saja memegang gelang tersebut guntur mencoba mengambil namun dengan penuh perasaan tanpa paksaan.
Guntur: "Kasih ke aku dulu gelangnya nanti jelasin..
Icha memberikan gelang itu pada guntur dan begitu juga dengan guntur, icha mengusap air mata di pipinya yang sedari tadi menetes.
Guntur: "Kenapa nangis..?
Tapi icha hanya diam sambil tetap mengusap pipinya yang basah.
Guntur: "Kamu tau kenapa aku minta balik gelang ini..?
Icha masih tetap diam tanpa ada bahasa tubuh yang mewakili untuk menjawab pertanyaan itu.
Guntur: "Aku paham betul detail gelang kamu, jadi 2 tahun kedepan bawa balik gelang itu tapi jangan sampai ada yang berubah..
Senyum icha molai mengembang seakan ga percaya guntur mengucapkan kata-kata itu, ucapan guntur sebuah isyarat bahwa dia menginginkan icha secepat mungkin balik lagi sebagai icha yang ia kenal.
Icha: "Kamu ga papa aku tinggal..
Guntur: "Iya, makanya jangan nangis dulu pake ngatain aku anak kecil segala. Ingat bawa balik gelangnya jangan rusak apa lagi hilang.
Icha: "Iyah ..
Senyum lega masih nenghiyasi bibir icha membuat raut wajahnya semakin cantik, tempat yang biasa buat bertemu bercanda dan makan berdua menjadi saksi perpisahan sementara mereka.
0 Response to "Membangun Semangat Diri Yang Mulai Luntur Part II"
Posting Komentar
Komentar Yang Anda Kirim Mencerminkan Kepribadian Anda, komentar yang tidak sesuai dengan postingan ini akan saya hapus.